RIP Sr.M.Anastasia Samosir FCJM

Related Articles

 

SR.M.ANASTASIA SAMOSIR FCJM

Hidup adalah Anugerah, Bersukacitalah dalam Tuhan (Bdk. Filipi 4:4)

 

Masa Kecil dan Latar Belakang Keluarga:

Sr. M. Anastasia Samosir FCJM, nama baptisnya Rumsi Renata Samosir lahir pada 9 Oktober 1957 di Sangkarnihuta, Onan Runggu, di Pulau Samosir. Ia adalah anak ketiga dari tujuh bersaudara, lahir dari pasangan Almarhum Bapak Agoni Samosir dan Almarhumah Ibu Riana Sitinjak, sebuah keluarga yang dikenal religius dan penuh kasih. Kehangatan keluarga dan nilai-nilai Kristiani yang kuat yang ditanamkan sejak kecil menjadi fondasi dalam perjalanan imannya yang mendalam dan tekun.

Panggilan Hidup Religius:

Sejak usia muda, Rumsi Renata telah merasakan panggilan khusus dalam hidupnya untuk melayani Tuhan sebagai seorang biarawati. Dorongan spiritual ini membawanya untuk memulai perjalanan dalam hidup membiara pada usia 19 tahun.

Pada 21 Februari 1977, ia masuk Postulan dan memulai formasi dasar dalam hidup religius di Kongregasi FCJM. Dua tahun kemudian, tepatnya pada 25 Juni 1979, ia masuk Novisiat, sebuah masa persiapan yang lebih mendalam dalam kehidupan religius. Pada 15 Juni 1981, Sr. Anastasia mengikrarkan Kaul Perdana, menandai awal komitmennya yang serius untuk hidup sepenuhnya bagi Tuhan. Enam tahun kemudian, pada 28 Juni 1987, ia mengucapkan Kaul Kekal, komitmen seumur hidup yang menunjukkan kesetiaannya kepada panggilan ini. Pada 30 Oktober 2004: Pesta Perak (25 tahun hidup membiara) di P. Siantar. Pada 8 Desember 2019: Pesta 40 Tahun Hidup Membiara di P. Siantar

Perjalanan Pendidikan dan Pelayanan:

Sr. Anastasia Samosir dikenal sebagai pribadi yang cerdas dan berdedikasi, terutama dalam bidang pendidikan. Sepanjang hidupnya, ia telah berkontribusi besar dalam mendidik generasi muda, terutama di sekolah-sekolah Katolik yang menjadi tempatnya mengabdi. Pada 1979 di SMA BTB Balige, tempat di mana ia mulai memperdalam kecintaannya terhadap dunia pendidikan. Setelah itu, dari Juli 1981 hingga Juni 1984, Sr. Anastasia melanjutkan pengabdiannya sebagai guru di SMP Tanjung Balai. Namun, pengabdian sebagai seorang pendidik tidak menghalanginya untuk terus meningkatkan pengetahuan. Ia melanjutkan studi di IKIP Medan, mengambil jurusan Bahasa Inggris pada Juni 1984 hingga Juli 1986 dan berkomunitas di Jl. Sei Padang, Medan.

Setelah menyelesaikan studinya, Sr. Anastasia kembali aktif untuk mengajar di SMP Onan Runggu dari Juli 1986 hingga Juli 1991. Selama masa ini, ia dikenal sebagai seorang pendidik yang sabar, bijaksana, dan penuh kasih sayang terhadap para muridnya. Tidak hanya mengajar mata pelajaran, tetapi Sr. Anastasia juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang membentuk karakter para siswanya. Dari Juli 1991 hingga Juni 1995, ia mengajar di Gunung Sitoli, Nias. Juni 1995 hingga Juni 1999, Ia melanjutkan studi lanjutan di IKIP Medan, mengambil jurusan Bahasa Inggris.

Pada Juni 1999 hingga Desember 2001, ia bertugas sebagai Kepala Sekolah di SMP Jl. Anggrek, Medan. Tugas pelayanan ini memberinya tanggung jawab lebih besar karena masih tahap memulai pembukaan sekolah. Januari 2001 hingga Juli 2002, ia mengemban tugas pastoral di Labu Baru, Pekan Baru. Juli 2002 hingga Juli 2004, mengajar di SMK Asisi, Jl. Asahan, Pematangsiantar.

Perjuangan Melawan Penyakit dan Pengabdian Hingga Akhir Hidupnya:

Pada tahun 2006-2008, Sr. Anastasia didiagnosis menderita kanker payudara, sebuah tantangan besar dalam hidupnya. Ia menjalani operasi, pengobatan, dan kemoterapi di RS Elisabeth Medan. Meski masa pemulihan yang panjang dan berat, Sr. Anastasia tetap kuat dan tidak pernah kehilangan semangat. Dalam masa-masa ini, ia tinggal di komunitas Monteluco, Pematangsiantar, tempat ia mendapatkan dukungan penuh dari para suster di komunitasnya. Setelah sembuh, Sr. Anastasia kembali aktif dalam pelayanan, menjadi pastoral rumah tangga di Labu Baru dari 2008 hingga 2013. Kemudian ia melanjutkan pengabdiannya sebagai Kepala Sekolah SMP Bakti Mulia di Onan Runggu hingga Februari 2019. Ia kemudian pindah ke Togizita untuk tugas pastoral hingga akhirnya pensiun pada 2021 di Komunitas Gratia, Pematangsiantar. Pada 2023 ia pindah dari Gratia ke Kom. St.Clara untuk lebih maksimal dalam melakukan pengobatan rutin.

Pada akhir Juli 2024, Sr. Anastasia kembali menghadapi cobaan berat dalam hidupnya. Ia didiagnosis menderita kanker paru-paru stadium 3B setelah melakukan pemeriksaan di RS Elisabeth Medan. Meskipun sempat menjalani kemoterapi pada 30 Agustus 2024, kesehatannya semakin memburuk. Pada 20 September 2024, ia menerima transfusi darah untuk persiapan kemoterapi kedua, namun prosedur tersebut harus ditunda karena kondisi fisiknya yang melemah. Pada 27 September 2024, Sr. Anastasia kembali ke komunitas di Jl. Sei Padang dan segera dilarikan ke IGD keesokan harinya. Setelah beberapa hari opname, Sr. M. Anastasia Samosir meninggal dunia pada Kamis, 3 Oktober 2024, pukul 05.03 WIB di RS St. Elisabeth Medan pada usia 67 tahun.

Pada tanggal 3 Oktober 2024, pkl 11.20 WIB jenazahnya tiba di Pematangsiantar dan disemayamkan di Aula RPM Provinsialat FCJM, Pematangsiantar. Acara pemakaman akan diadakan pada 5 Oktober 2024 di Pekuburan FCJM, Sinaksak, Pematangsiantar.

Sr. M. Anastasia Samosir akan selalu dikenang sebagai seorang pribadi yang penuh cinta kasih, tangguh dalam menghadapi cobaan, dan setia dalam pengabdiannya kepada Tuhan dan sesama. Dalam setiap pelayanan, baik sebagai guru, kepala sekolah, maupun dalam tugas-tugas pastoralnya, Sr. Anastasia senantiasa memberikan yang terbaik dengan hati penuh sukacita.

Selamat jalan saudari yang tercinta Sr.M.Anastasia Samosir FCJM. Doakan kami yang masih berziarah di dunia ini.

Doc.SekretFCJM (SIM) 

More on this topic

Comments

Advertismentspot_img

Popular stories