Berkorban itu menyakitkan….. Tidak gampang tetapi juga tidak sulit. Berkorban…???
Belajarlah dari sebatang pohon.
Sebatang pohon tidak pernah memiliki daun yang sama di setiap tahunnya. Ketika daunnya. mulai tua dan nampak kelihatan coklat artinya ia akan melepaskannya dan gugur dari batangnya. Sebatang pohon tidak indah untuk dipandang ketika daunnya gugur ketanah. Daun yang jatuh ketanah memberi asupan nutrisi bagi pohon itu sendiri dan tumbuhan di sekitarnya.
Saat menanti daun muda membutuhkan waktu dan proses, banyak perjuangan dan butuh asupan nutrisi untuk pertumbuhan baru. Setangkai daun muda mampu memberi kehidupan. Daun begitu berfungsi untuk mengeluarkan oksigen dan memberi kehidupan bagi mahluk lain.
Dalam perjalanan hidup ini dituntut sikap pengorbanan.
Berkorban untuk meninggalkan manusia lama sehingga menghasilkan manusia yang baru. Membuang sikap lama yang merusak diri, lingkungan sekitar dan sesama menjadi langkah yang tepat. Mungkin merasa nyaman dengan sikap lama. Namun saat itulah butuh pengorbanan diri untuk menata hidup yang baru demi diri sendiri, sesama dan seluruh alam semesta. Langkah untuk menata hidup baru dengan mengampuni, menerima kembali orang yang pernah ditolak, menjadi bijaksana, tekun, ceria, ramah dan peduli. Sehingga kehidupan menjadi indah dan memberi kekuatan bagi yang lain.
Memang tidaklah mudah tapi tidaklah susah cukup melakukan dengan cinta. Karena cinta tak akan bertumbuh jika bertahan dalam sikap lama yang kurang baik.
Kehidupan yang penuh kebahagiaan bukanlah hidup yang tiada tantangan. Hidup bahagia yang sesungguhnya adalah hidup yang mampu berkorban, bersyukur saat suka dan duka. Hidup bahagia yang mampu menerima baik buruknya diri, masa lalu dan sesama. Hidup bahagia diciptakan oleh diri sendiri…tapi mampu memberi kebahagiaan bagi sesama. Bahagialah sebagai itulah tujuan hidup.
Editor: Tim WARTA FCJM (SIM)