“Kalau kita menatap ke langit dan membiarkan pikiran kita mengembara di ruang angkasa, kita merasa amat kecil dan tidak berarti, sehingga apapun yang kita kerjakan, katakan atau pikirkan seakan-akan tidak ada artinya. Akan tetapi, kalau kita menatap batin kita dan membiarkan diri kita mengembara di kedalaman batin kita, kita merasa menjadi begitu tinggi, dan berarti, sehingga apapun yang kita kerjakan, katakan, atau pikirkan mempunyai makna yang amat besar”
(Henri J.M Noumen)
Menabur sesuatu yang baik, mungkin perjuangan yang gigih, bahkan berharap supaya nantinya bisa menuai yang lebih baik lagi. Kita diajak menata diri supaya tetap bersemangat melakukan perbuatan Kasih itu, dan kelak saat Usia Lansia dapat menuai apa yang ditaburkan semasa usia mudanya. Bagaimana seseorang bisa menuai damai?.
Henri J.M Noumen pada bukunya “Bread for the Journey”, ‘Pohon yang besar dan tinggi mempunyai akar yang dalam. Tinggi tetapi tidak mendalam adalah hal yang membahayakan. Para pemimpin dunia yang mempunyai nama besar seperti St.Fransiskus, Gandhi, Martin Luther King adalah orang-orang yang terkenal, mempunyai wibawa dan pengaruh yang besar. Meskipun demikian, mereka tetap rendah hati karena mempunyai akar rohani yang amat dalam. Tanpa akar yang dalam, kita akan membiarkan diri kita ditentukan oleh orang lain. Akan tetapi, kalau kita mengagung-agungkan popularitas, dengan mudah kita akan kehilangan jati diri kita. Dan kalau jati diri kita, kita biarkan ditentukan oleh kata orang, sebenarnya hidup kita amat dangkal. Kita tidak mempunyai dasar yang kuat untuk tegak berdiri. Kita merasa perlu terus dipuji dan disanjung. Orang-orang yang hidupnya berakar dalam kasih Allah, dapat mensyukuri pujian, tetapi tidak menggantungkan diri padanya.’
Seseorang yang mempunyai akar rohani mendalam, didasari oleh sikap hidup rendah hati dan hidup dalam cintakasih. Merasa diri kecil di hadapan Tuhan, sehingga berani menggantungkan diri hanya pada kuasa Tuhan. Keberanian ini menggambarkan bahwa damai itu ada dalam diri dan lingkungan hidup di mana kita berada. Betapa bahagianya jika setiap orang bersikap hidup rendah hati dan hidup dalam damai.
Hidup damai adalah impian setiap orang. Mari kita berbuat dan hidup dalam kasih, supaya harapan kita dapat menuai damai sejati. Damai di hati, damai di tempat kita beraktivitas, damai di lingkungan dan damai dalam hidup bersama dimana pun kita berada. Tuhan tinggal di dalam hati orang yang terbuka dengan hidup damai.
Doa:
Ya Tuhan Yesus berkatilah setiap orang yang merindukan hidup damai dan cintakasih, supaya dunia kami ini sungguh-sungguh menyadari bahwa Engkaulah sumber kekuatan kami untuk menabur kasih dan kelak kami menuai damai-Mu. Amin. (By: Sr.M.Klemensia Sitanggang FCJM)