(Seminar Para Suster FCJM oleh Tim KPKC Indonesia)
Tim JPIC FCJM Provinsi Indonesia menyadari bahwa perlu peningkatan keasrian komunitas-komunitas suster FCJM dengan mengadakan beberapa program gerakan Cinta Lingkungan. Sebagai langkah awal Tim JPIC Provinsi Indonesia mengadakan seminar “Pelatihan Pengolahan Sampah Organik”. Maka Rabu, 29 Januari 2019 mendatangkan narasumber “Bapak Janri Parkinson Damanik” lulusan dari Jepang ke Bukit Monteluco di Provinsialat Suster FCJM Jl. Viyata Yudha No. 74 – Pematangsiantar. Begitu besarnya cinta suster FCJM pada lingkungan sebagai ciptaan Allah yang harus dijaga dan dilestarikan maka sekitar 55 orang suster dan Postulan FCJM dari beberapa komunitas FCJM menghadiri Seminar ini.
Seminar Pengolahan sampah organik ini didasari bahwa pertumbuhan industri, pertambahan populasi penduduk dan pemukiman membuat areal pertanian semakin berkurang dan berubah fungsi. Permasalahan utama adalah “SAMPAH” yang menjadi masalah lingkungan dan belum dikelola secara ramah lingkungan. Kesadaran masyarakat menjaga kebersihan khususnya sampah masih sangat rendah sehingga dapat menyebabkan kebanjiran, kotor di mana-mana serta dapat menyebabkan tanah menjadi gersang.
“Orang Kecil akan menjadi Martir Perubahan”. Perubahan kadang kala tidak bisa diterima oleh orang banyak. Perubahan itu lambat laun dapat diterima, jika seseorang itu mau berubah dengan mengubah pola pikir. Setiap orang menginginkan adanya perubahan yang lebih baik. Adakah yang berani untuk melakukan perubahan itu. Seminar yang diprogramkan oleh Tim JPIC (Sr. Angela, Sr. Evifania, Sr. Theresiana dan Sr. Verena) ini menjadi modal awal untuk melakukan perubahan itu agar lingkungan sekitar khususnya komunitas-komunitas FCJM menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat luas.
Perubahan pola pikir dengan hidup sehat dimulai dari yang sederhana misalnya dengan memanfaatkan lahan di komunitas masing-masing dengan membuat kebun kecil-kecilan untuk menghasilkan sayur-mayur organik. Kebun kecil-kecilan ini kita beri nama “Pertanian Organik”. Pertanian organik adalah usaha pertanian yang memanfaatkan bahan-bahan organik untuk kelangsungan pertumbuhan tanaman (low imput agricultural). Aspek kelestarian, keharmonisan dan kesehatan menjadi yang utama.
Hal-hal yang menjadi pendukung dalam pertanian organik yang sangat ramah dengan lingkungan diantaranya adalah Kompos Organik dan Bokashi. Kompos organik memiliki keunggulan kaya akan NPK, Ca, Mg, Fe, Zn; mengandung mikroorganisme, bertahan lama di tanah, memperbaiki struktur tanah dan menetralisir pH. Keunggulan dari bokashi adalah kaya akan NPK, Ca, Mg, Fe, Zn ; kaya akan mikroorganisme, reaksinya cepat dan memperbaiki sturktur tanah.
Bahan membuat kompos (Compost Making):
- Kotoran ternak
- Sampah tanaman
- Rumput/ daun
- Dedak
- Tanah humus
Caranya: dicampur dalam satu wadah, diaduk dan ditunggu hingga beberapa lama hingga siap untuk digunakan
Bahan membuat bokashi (Bokashi Making):
- Kotoran ternak
- Dedak
- Arang/sekam
- Ampas ikan
- Kitchen garbage (sampah dapur)
- Tanah humus
- Keong mas
Caranya: dicampur dalam satu wadah, diaduk dan ditunggu hingga beberapa lama hingga siap untuk digunakan
Beberapa TIPS yang dibagikan oleh narasumber dalam memilih sayur. Jika kita tidak mengetahui proses produksi dari sayur yang kita konsumsi, berikut tips yang bisa dilakukan: a) memilih sayur yang penampilannya kurang menarik seperti warna tidak begitu cerah tapi segar, ada bekas gigitan ulat; b) menghindari sayuran yang secara fisiologis hama dan penyakitnya banyak. Kita sebaiknya menghindari tomat, cabe, brokoli dan bunga kol karena jenis ini pada umumnya sering diserang hama.
Kita selalu berharap lahan disekitar kita bisa kita manfaatkan untuk tanaman yang berguna bagi kebutuhan komunitas, bisa kita beri nama FAITH (Food Always in the Home).
Caranya:
- Tanah dibedengi terlebih dahulu
- Keranjang ditempatkan diantara bedengan tanaman
- Pada bagian dasar dimasukkan kotoran ternak
- Seluruh sampah organic seperti sampah dapur, sampah pertanian, daun dan rumput dimasukkan ke dalam keranjang
- Dibedengan sekitar keranjang ditanami sayuran
- Pengomposan akan terjadi secara alamiah, bila penuh kompos bisa dikeluarkan dan diaplikasikan langsung kepada tanaman
Demikianlah beberapa materi dan TIPS yang bisa kami bagikan yang kami dapatkan dari Narasumber. Sebagai salah satu peserta seminar saya berharap dapat mempraktekkannya di komunitas. Sr. Angela Siallagan, sekalu ketua TIM JPIC FCJM di Provinsi Indonesia mengajak semua peserta seminar untuk membuat “TAMAN JPIC” disetiap komunitasnya masing-masing. “Kami mengajak kita semua untuk membuat taman JPIC di komunitas kita masing-masing”, dan mempraktekkan pengolahan sampah organik untuk menyehatkan tanah dan tanaman dikomunitas kita. Mari kita mulai dari hal-hal kecil, misalnya dengan menanam sayur, cabai dan tanaman lain yang setiap hari kita butuhkan sehingga lambat laun kita mengkonsumsi makanan dari hasil pengolahan sampah organik. Dengan mengkonsumsi makanan sehat, maka tubuh kita juga akan semakin sehat”, ungkap Sr. Angela.
Para peserta juga diajak untuk menjadi agen-agen perubahan agar semakin banyak orang ikut serta terlibat mencintai lingkungan dan menjaga kelestarian alam yang ramah lingkungan. Selamat mencoba agar lingkungan kita semakin asri dan ekosistem alam tetap seimbang mari kita lakukan perubahan sebab “Orang Kecil akan menjadi Martir Perubahan” dan sampai sekarang kita jangan pernah berhenti untuk berusaha memberikan yang terbaik sebagaiman harapan dari Bapak kita St. St. Fransiskus. Tim JPIC FCJM Provinsi Indonesia tetap semangat dan maju terus menjadi martir perubahan. (Sr. Yosepha Gultom FCJM)